takut dengan kata kapan

Kata ini menjadi salah satu momok yang paling tidak ingin didengar oleh banyak orang, bahkan bagi sebagian orang kapan adalah kata yang menakutkan. Meski tidak semuanya, namun setidaknya sebagian besar dari kita, barangkali kamu juga menjadi salah satu merasakannya.
Rentetan kata kapan ini terasa tidak ada habisnya, bahkan meski kita telah melakukan berbagai kapan yang kita dengar sebelumnya, namun akan selalu ada kapan berikutnya. Begitu terus, dan seolah tak pernah habis untuk didengar. Lalu, haruskah kita selalu merasa jengkel setiap kali mendengar kata kapan tersebut terlontar dari mulut seseorang yang ada di sekitar kita?

Menghindar bukan pilihan yang tepat

Saat kita begitu jengkel atau tidak menyukai suatu hal, maka reaksi paling alami dan sering kita lakukan adalah menghindarinya. Hal tersebut tentu sangat manusiawi, sebab tak seorangpun ingin berada di sebuah tempat yang salah, bukan?
Hal yang sama juga akan selalu kita lakukan untuk menghindari kata kapan yang mungkin saja telah terlalu sering kita dengar. Bukan hanya dari teman saja, namun kata ini bisa saja selalu terlontar dari mereka yang begitu dekat dengan kita, keluarga dan kerabat misalnya. Enggan dan tidak ingin selalu tersudut dengan pertanyaan yang sama dari mereka, maka kita akan seringkali menghindari untuk bertemu dengan mereka di dalam berbagai kesempatan.
Jika kita melakukan hal ini terlalu sering, maka lama kelamaan kita akan lebih berani dan memilih untuk tidak hanya sekedar menghindari kontak di sebuah pertemuan saja. Namun, bisa saja kita malah menjadi sangat jarang mendatangi sebuah acara, meski itu merupakan sebuah acara yang penting bagi keluarga. Kita akan mencari berbagai alasan untuk tidak menghadirinya, bahkan meski alasan tersebut juga terkadang terlalu mangada-ada, namun kita akan tetap melakukannya.
Berhentilah untuk melakukan hal-hal seperti ini, sebab kita akan banyak kehilangan momen berharga dengan orang-orang yang kita cintai. Bayangkan, bagaimana kecewanya seorang sepupu dekat yang tidak kita hadiri acara pernikahannya, atau bagaimana kecewanya salah seorang kerabat dekat kita yang sangat menantikan kehadiran kita di pesta ulang tahun putrinya. Orang-orang yang mengundang kita mungkin bukan yang sedang kita hindari, namun kerabat lainnya yang akan hadir di tempat yang sama pada acara tersebutlah yang sedang kita hindari. Lalu, apa salah mereka yang telah mengundang kita ke acara tersebut?

Ini tentang diri sendiri, bukan mereka

Jangan selalu berupaya kabur dari kenyataan, bahkan dengan selalu menghindari kata kapan yang telah begitu lekat pada pendengaran. Jika seseorang selalu menanyakan hal tersebut kepada kita, maka anggap saja itu sebagai sebuah bentuk perhatiannya atas apa yang sedang kita lalui dan alami saat ini. Tidak perlu tersinggung atau marah ketika mengahadapi berbagai pertanyaan ini, apalagi jika ternyata kita memang berada pada kondisi yang seperti itu adanya, misalnya: belum lulus hingga tahun ke delapan, atau bahkan belum memiliki pasangan di usia yang hampir menginjak empat puluhan.

Komentar

Postingan Populer